serasa KPK

pagi-pagi ketika akan bertandang mencari sarapan, ban karisma AA **** bocor. mungkin memang kami (aku dan temanku) butuh waktu sedikit lebih lama untuk memutuskan mau sarapan apa. Buryam? soto tugu? soto gale? gudeg wijilan? gudeg yu jem atau mana?? di depan rumah sakit yang mewahnya hampir kayak hotel bintang-bintang terpaksa turun dan menyeberang jalan besar untuk mampir ke tukang tambal ban.

seorang bapak dengan seragam sebuah institusi sudah mendahului kami nongkrong di tukang tambal ban dekat bunderan UGM. sambil ngantri motor kami ditangani, kami nongkrong sambil sekali-sekali ngobrol ini itu. spontan obrolan kami terhenti ketika si bapak pegawai itu minta nota ke si bapak tukang tambal ban. kami liat dengan mata kepala, hidung mulut, dan kaki tangan kita sendiri bahwa biaya ganti ban si bapak cuma 15 ribu, eh si bapak pegawai minta nota ditulis 30 ribu.yeah hal beginian emang udah "wajar" terjadi, cuma buat ukuran manusia yang berumur 22 tahun sepertiku ini menjadi saksi korupsi adalah pengalaman yang langka dalam hidup. aku dan temanku cuma bisa berdecak-decak tidak kagum melainkan prihatin. dan kami sepakat mengatakan "wong Indonesia."

ketika motor kami ditangani, diagnosa yang di dapat sangat parah. bocor besar di dua tempat dan pengobatan yang tepat adalah mengganti ban lama dengan ban baru..kami di-charge 35 ribu untuk ban dan biaya tambal. O gosh mahalnya! kami complain karena bapak pegawai tadi cuma kena 15 ribu berikut bonus nota palsu kenapa kami ditarik dua kali lipatnya... dengan jual mahal bapaknya bilang kalo nggak mau ya nggak apa-apa mbak, atau silahkan beli ban baru di toko trus nanti bapaknya yang pasang. ckckck... ni bapak udah kayak cewek yang menolak para pria, jual mahal.

pagi-pagi, belum sarapan sudah menjadi saksi mata korupsi kecil-kecilan. apakah jaman globalisasi bikin semuanya menglobal? semua hal bisa terjangkau sampai pelosok jalanan. korupsi ternyata ikut-ikutan juga sampai di pinggir jalan colombo. Ckckckck... 

Komentar

Postingan Populer