Dari Putri Kecil Ayah

Di senja yang menggantung,
di sebuah ruang kecil yang penuh hawa kerinduan,
kuingin memelukmu, Ayah

Berkelebat dengan jenaka setiap nilai yang ayah tanam,
Melompat-lompat dengan riang pembentukan karakter yang kuat
dari pria pertama yang kukenal,
yang kemudian kupanggil: Ayah

Rindu aku mencium bau tubuh ayah,
ingin tangan ini mendekap badan bidang Ayah.

Setiap kali kuingat semangat dan optimisme dalam dirinya
kehangatan menyeruak dalam tiap hembusan nafasku,
Kebijaksanaan dan kematangan berpikir
seperti nada dan puisi yang mengindahkan lembaran hari

Ingin kudekap erat,
Ingin kudengar suara bijaknya barang sejenak,
dan kupastikan aku selalu ada untuk mendengar ceritamu, rasa sakitmu,
keinginanmu, dan nasehatmu.

Lihatlah putri kecilmu yang sekarang setinggi kau,
berdiri tegak untuk menjadi gardamu dalam menghadapi hari-hari senja,
bertelut dengan khusuk untuk mengirimimu doa malam,
dan
kemudian
menari dengan riang untuk merajut benang-benang impian menjadi kenyataan
agar terhapuslah kelelahan dan kesedihan di wajahmu.

Ayah ...

Komentar

Postingan Populer