Tumpukan Buku

Baru jam sembilan pagi
di hari yang entah tak terhitung,
kuhafal aroma buku
dan kurasa tekstur kertas di setiap halamannya

Sejak menginjak bumi pertama
aku tak kenal Mama
karena Pencipta memisahkanku darinya

Yang ku kenal adalah buku
karena Ayah mengenalkan dia sebagai bunda

Hari tak kunjung menua
walau begitu rasa juga tak menyesap bosan
persis seperti kutu buku,
berguling kegirangan diantara lembar-lembar
penuh tulisan

Rasanya aku tumbuh bersama rak-rak yang makin penuh
dan toko yang makin lebar
Rasanya lembaran novel yang menebal
mengiringi usiaku yang beranjak besar

Toko bernama Gramedia
adalah tempat Ayahku mempercayakanku tumbuh
untuk bermain dan belajar
Ayahku lebih percaya pada Toko Gramedia
daripada taman Kanak-kanak di dekat rumah

Sekolahku melebihi jam sekolah anak seusiaku
Jam 9 pagi hingga 4 sore
setiap harinya
di Toko Gramedia

Dengan Honda 70annya Ayah mengantarkanku sekolah di Gramedia
membiarkanku berkelana dalam petualangan dunia kata
Menjemputku kemudian di waktu senja
sepulangnya dari kerja

Dan inilah aku kini berdiri di depan Toko Gramedia
diantara tumpukan buku
mengenang masa kecil yang ceria
dan mengenang Ayah

Ayah, Mama, adakah kalian lihat
anakmu yang dulu setinggi rak
telah menjadi dewasa.
Anakmu yang dulu hanya bisa membaca buku-buku orang lain
kini menyumbangkan sedikit karya
dalam sastra.

Diantara tumpukan buku aku bertumbuh
dan diantara tumpukan buku pula aku berkarya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer