Darling

"Pagi, Darling..." ia menyapa tanpa menoleh dan tetap sibuk membuat omelet.
Kubalas dengan senyum. kudekati ia dan kupeluk ia dari belakang. Perut gendutnya dan badanya yg sedikit lebar membuat nyaman untuk bersandar. Ini pria yg istimewa dalam kesederhanaan yang Tuhan anugerahkan untukku. Setiap pagi tanpa absen ia memasak sarapan sejak 3thn yg lalu. Tak pernah complain,tak pernah mengeluh jika harus kebagian tugas mengurus dapur. Sangat berbeda dg tipikal pria2 raden di luar sana yg maunya dilayani. Ketenangan dan kediamannya kadang membuatku sedih krn sering aku tak paham dg apa yg ad d dirinya. Ia yg sll bersikap hangat kadang terasa asing bagiku ktka ia mulai diam,menyimpan sgl permasalahan utk dirinya sndiri.

Dia tetap bersikap biasa setelah semalaman kami berbicara banyak tentang kepahitan dan sakit. Dengan jantung yang tidak normal dan gangguan pada hormon insulin,ia tetap bersikap layaknya tak terjadi apa2. Itu menyedihkan bagiku.

Ingin rasanya aku bertukar tempat dengannya untuk menanggung apa yg ia rasakan. Ingin rasanya berbagi organ agar ia baik2 saja. Menyebalkan melihatnya begitu tenang seperti semuanya baik2 saja padahal badannya menanggung sakit. Mungkinkah dia sudah begitu putus asa? Ia hanya sering bilang: jangan terlalu panik,dokter bisa salah diagnosa, bulan depan kita bakal tahu. Bulan depan kami berencana ke singapore untuk re-check up keadaannya dan memeriksakan kehamilanku yang sudah 8 bulan.

Sabtu yang agak mendung ini kami lewatkan bersama layaknya sabtu2 sebelumnya. Seharian kami habiskan dengan mengurus tanaman, ia menemaniku senam ibu hamil,kemudian kami membawa bibib-anjing kami ke salon, dan berujung pada menonton dvd. Rutinitas itu kami lakukan bersama dan tidak pernah kami bosan mengerjakannya. Selalu ada cerita konyol yang menyegarkan di setiap harinya.
***

Seminggu sebelum keberangkatan kami ke singapore aku membaca-baca artikel tentang kehamilan,proses melahirkan,dan pengalaman2 para wanita dalam persalinan. Menarik dan menakjubkan. Membayangkan seorang bayi yang akan segera hadir di rumah kami,hati ini membuncah senang.

Masih penasaran dengan proses persalinan,aku kembali menonton video persalinan yang sebenarnya sudah belasan kali kutonton. Tetap menarik dan menakjubkan. Lelah berjam2 di depan komputer,aku beranjak untuk sebentar jalan2 ke kebun belakang tanpa lupa membawa semangkok salad buah dari kulkas. Begitu menyenangkan memang bisa bekerja di rumah. Tidak dibatasi seragam,jam kerja,dan boss yang selalu keep eyes on you. Bersyukurlah para pekerja tinta yang merasakan kebebasan berekspresi dalam pekerjaan dan kehidupan. Kadang aku merasa kasihan melihat suamiku yang harus bekerja 7jam di kantor,di kejar deadline,lembur. 'huney, aku masih bekerja di tempat orang jadi kerjaku masih diatur orang,' begitulah penjelasanny ketika aku sudah mulai ngomel melihatnya lembur berhari2. Yah, begitulah menjadi editor pikirku.

Selesai dengan salad satu mangkok, aku kembali ke komputerku. Screen saver foto pernikahan kami di komputer mencuri perhatianku beberapa saat sebelum aku kembali berkutat pada bab terakhir novelku. Baru lima menit ak berkutat pada naskahku, aku membuka halaman word baru. Dan aku mulai menulis.

Whispered to God

Under the moon,
i whispered to God,
i asked Him to take care of papa, mamas, sisters, n brothers while I am in distance.
Under the stars shining the night,
i begged Him to take care of antony and our new born baby while i am away.

I whispered
to ask and beg for the safety of people i love,indeed
I whispered to spread the prayer for whom i fond of

When i disappear as the wind blows,
i won't be afraid not be able to see them.
When i become a ghost and enter the new life,
i will leave them happily
for i know, indeed, that God take care of
papa,mamas,sisters, brothers, anthony, and our baby.
***

Dengan baju hitam dan mata sembab karena kesedihan, Anthony memecah keheningan antara ia dan sahabat istrinya.
"Dhessy, Mira ada ngobrol sama kamu sebelum kami berangkat ke Singapore?"
"Nggak, dia cuma pamitan dan minta didoain semoga check up kesehatanmu lancar,juga persalinan bayi kalian. Terakhir aku ngobrol sama dia dua jam sebelum persalinan.
"Tony, kamu sudah baca blog terakhirnya Mira?"
"Belum," jawabnya dengan sedikit terhenyak,mungkin menyadari sesuatu. Belum sempat Dhessy menyarankan Tony untuk membaca tulisan Mira yang terakhir, Tony sudah beranjak ke ruang kerja Mira. Sedikit mengacuhkan orang2 yang baru datang berbelasungkawa atas kepergian Mira, Tony mengurung diri di ruang kerja Mira. Ia membuka komputer Mira, mencari history web yang dikunjungi Mira dan membuka blog Mira. Mira membaca artikel2 ttg persalinan, info kesehatan ttg diabetes, perawatan untuk kelainan jantung, dan resiko dalam melahirkan. Tony begitu sedih karena tidak peka dengan kekawatiran istrinya tentang dirinya dan persalinan anak pertama mereka. Halaman terakhir yang Tony buka adalah Blog PenaMira. Dan ia temukan:
Whispered to God.

Kesedihan yang dalam membuat ia menangis sejadi2nya dalam ruangan yang dipenuhi buku dan lukisan Mira. Hingga kemudian tangisan bayi di ruangan sebelah menyadarkannya untuk kembali hidup demi menyayangi Mira kecil.









Tony menatap Mira kecil yang kini tenang di pelukannya, 'Darling, I'll never stop loving you...'

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer