8 Digit

Telepon selulernya tergeletak di meja. Kuambil untuk sekedar iseng melihat fitur dari barang canggih masa kini yang banyak orang sebut sebagai telepon pintar. Layar dengan tampilan papan ketik angka muncul ketika kusentuh pengaktifan telepon. Meminta sandi angka untuk bisa mengakses menu pada si telepon pintar. Seingatku dia tak pernah menggunakan password. Ah mungkin dia tidak ingin orang sembarangan mengutak-atik HPnya. Spontan celetuk keluar dari mulutku, "yaaah... Pakai password". Aku pun urung meminjam HPnya. Dan aku juga menghormati privacy-nya dengan tidak meminta passwordnya. Ketika hendak kuletakkan kembali si telepon pintarnya, ia yang duduk hanya tiga langkah dariku menyahut, "masukin aja passwordnya, kamu pasti tahu angkanya." Ia mendekatiku. "Ulang tahunmu ya?", tanyaku. "Bukan. Tanggal lahirmu", bisiknya lembut.

Hatiku tak bisa berhenti tersenyum mendapati 8 digit sandinya. Tersentuh hati ini karena merasa menjadi salah satu yang istimewa dalam hidupnya. Ada sedikit tanya di hati kecil ini, 'pantaskah aku ada di tempat istimewa itu?' mengingat betapa diri ini penuh dengan keterbatasan.

Hal kecil dan sederhana miliknya sering menyentuh hati. Tetaplah menjadi orang yang sederhana namun istimewa, Kekasih. Karena engkau yang dari awal kukenal adalah engkau yang sederhana.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer